Terdapat perbedaan signifikan antara kaleng kemasan fleksibel dan kaleng logam tradisional dalam proses sterilisasi, terutama tercermin dalam aspek-aspek berikut:
1. Efisiensi perpindahan panas dan waktu sterilisasi
Kaleng kemasan fleksibel: Karena ketebalan bahan kemasan fleksibel yang tipis dan perpindahan panas yang cepat, waktu sterilisasinya biasanya lebih singkat daripada kaleng logam. Dalam kondisi proses sterilisasi yang sama, suhu kaleng kemasan fleksibel pada tahap pemanasan lebih cepat, sehingga nilai sterilisasinya (angka F) lebih tinggi dalam waktu yang sama.
Kaleng logam tradisional: Efisiensi perpindahan panas kaleng logam relatif rendah, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai efek bakterisida yang sama.
2. Suhu dan tekanan sterilisasi
Kaleng kemasan lunak: biasanya menggunakan proses sterilisasi suhu tinggi sekitar 121℃, beberapa produk akan menggunakan proses sterilisasi suhu tinggi puncak ganda (seperti 80℃, 5 menit, 110℃, 5 menit, 121℃, 12 menit, dll.), proses ini secara efektif dapat mengurangi intensitas sterilisasi, mengurangi kerusakan rasa makanan yang disebabkan oleh suhu tinggi.
Kaleng logam tradisional: Suhu sterilisasi kaleng logam biasanya di atas 121 ° C, atau bahkan lebih tinggi (seperti sterilisasi uap super panas pada 130 ° C -160 ° C), dan tekanan yang lebih tinggi diperlukan untuk memastikan efek sterilisasi.
3. Toleransi bahan kemasan
Kemasan fleksibel dapat: Bahan kemasan fleksibel (seperti film plastik komposit) dapat mengalami sterilisasi suhu tinggi akibat ekspansi gas sisa di dalam kantong dan volume isinya yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan di dalam kantong. Oleh karena itu, proses sterilisasi kemasan fleksibel memerlukan perhatian khusus pada pengendalian tekanan untuk mencegah kemasan pecah.
Kaleng logam tradisional: Kaleng logam memiliki ketahanan tekanan dan suhu tinggi yang baik, dan dapat menahan suhu dan tekanan sterilisasi yang lebih tinggi.
4. Metode pendinginan
Kaleng kemasan fleksibel: Saat pendinginan, semprotan air atau pendinginan tekanan balik udara biasanya digunakan untuk mencegah deformasi atau retak pada kemasan.
Kaleng logam tradisional: berbagai metode pendinginan, termasuk pendinginan air, pendinginan udara, dll., tetapi perhatian khusus perlu diberikan pada keseimbangan tekanan di dalam tangki setelah pendinginan.
5. Fleksibilitas peralatan dan proses
Kemasan fleksibel dapat: Proses sterilisasi kemasan fleksibel dapat menggunakan teknologi dan peralatan sterilisasi kaleng logam dan kaleng kaca, tetapi perlu disesuaikan dengan karakteristik bahan kemasan.
Kaleng logam tradisional: Peralatan sterilisasi kaleng logam biasanya bersifat terputus-putus atau berkelanjutan, dan prosesnya relatif matang, tetapi fleksibilitasnya rendah.
6. Kualitas produk dan umur simpan
Kemasan fleksibel dapat: kemasan fleksibel mempercepat perpindahan panas, waktu sterilisasi singkat, dapat mempertahankan warna, aroma, rasa, dan nutrisi makanan dengan lebih baik, sekaligus memperpanjang umur simpan.
Kaleng logam tradisional: Meskipun proses sterilisasi kaleng logam dengan suhu dan tekanan tinggi dapat secara efektif membunuh mikroorganisme, hal itu dapat menyebabkan hilangnya rasa dan nutrisi makanan.
Menyimpulkan
Teknologi sterilisasi kemasan fleksibel kalengan dan kalengan logam tradisional memiliki kelebihan dan kekurangan. Kaleng kemasan fleksibel memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal efisiensi perpindahan panas, waktu sterilisasi, dan retensi kualitas produk, tetapi perhatian khusus perlu diberikan pada toleransi dan kontrol tekanan bahan kemasan. Kaleng logam tradisional memiliki lebih banyak keunggulan dalam hal ketahanan tekanan dan suhu tinggi, tetapi dapat menyebabkan hilangnya rasa dan nutrisi. Perusahaan dapat memilih proses pengemasan dan sterilisasi yang tepat berdasarkan karakteristik produk dan permintaan pasar.
Waktu posting: 19-Mar-2025